Sabtu, 11 November 2017

TEKNIS BUDIDAYA BELUT BERSAMA TEKNOLOGI NASA 




  Kebutuhan terhadap belut terlihat semakin bertambah seiring dengan terus meningkatnya peminat belut. Jika diterapkan dalam segi bisnis, kondisi ini menjadi sebuah peluang besar karena banyak permintaan belut tetapi produksi belum dapat mencukupinya. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan dengan membuat usaha budidaya belut.

Meskipun belut termasuk ke dalam kategori ikan, tetapi belut berbeda dengan jenis ikan pada umumnya. Karena belut hanya dapat hidup di lingkungan yang tidak terlalu banyak mengandung air seperti lumpur. Belut banyak ditemukan di daerah rawa dan persawahan. Tetapi saat ini, belut agak susah ditemukan di sawah karena kondisi area sawah yang mulai tercemar oleh bahan kimia seperti pemakaian pupuk kimia yang berlebihan.

Cara Ternak Belut

    1. Siapkan Kolam Untuk Budidaya Belut


 
 Belut dapat diternak dengan drum, kolam terpal, tong atau kontainer plastik.

Berikut langkah-langkah memanfaatkan drum sebagai tempat budidaya :
 > Cuci drum hingga benar-benar bersih terutama pada bagian dalam drum
> Buat lubang persegi panjang pada bagian atas drum
> Letakkan drum pada bagian tanah yang datar dan diberi pengganjal agar drum tidak terguling
> Lalu buat saluran pembuangan di bawah drum
> Buat sebuah peneduh di atas drum supaya belut tidak kepanasan karena terkena sinar matahari langsung

2. Media Tumbuh Belut

Kunci kesuksesan dalam budidaya belut adalah penggunaan media tumbuh belut yang tepat. Selain faktor pakan, dengan mengguanakan komposisi media tumbuh yang tepat akan dapat mempercepat pertumbuhan belut.

Langkah-langkah membuat media tumbuh belut pada kolam drum :

   > Lapisan pertama paling bawah diisi dengan jerami padi setinggi 40 cm
   > Di atas jerami taburkan SUPERNASA 500 gr secara merata ataupun TON 500 gr yang di campurkan dengan urea 5 kg dan NPK 5 Kg. Komposisi ini berlaku untuk kolam ukuran 500 x 500 cm. Untuk kolam lebih besar atau lebih kecil, perbandingan pupuk tersebut dapat disesuaikan.
    > Lapisan kedua diisi tanah atau lumpur setinggi 5 cm.
    > Untuk lapisan ketiga diisi pupuk kandang setinggi 5 cm .
    > Lapisan keempat diisi pupuk kompos setinggi 5 cm dan siram dengan POC NASA.
   >  Lumpur kelima diisi cincangan batang pisang setinggi 10 cm.
   >  Lapisan keenam diisi tanah / lumpur setinggi 15 cm.
   >  Lapisan ketujuh diisi air setinggi 10 cm.
   >  Diatas air ditanami enceng gondok secara merata hingga menutupi ¾ permukaan kolam.
 





Setelah semua media terisi dalam kolam, diamkan media tersebut selama 2 (dua) minggu agar seluruh media mengalami proses fermentasi terlebih dahulu. Setelah 2 (dua) minggu baru kemudian bibit belut dapat dimasukkan ke kolam.

3. Pemilihan Bibit Belut

Setelah 14 hari, bibit belut baru mulai dimasukkan. Pilih bibit belut yang bagus dan sehat agar meminimalisir tingkat kematian belut. Kriteria bibit belut yang sehat yaitu :

   > Pilih bibit belut dengan ukuran seragam, agar saat panen ukuran belut yang dihasilkan juga seragam atau sama besar. Selain itu hal ini bertujuan agar belut tidak saling memangsa belut lain yang ada di kolam.
   >  Belut tidak loyo, lincah dan aktif
   >  Bibit belut harus bebas dari penyakit
   >  Bibit belut berukuran sekitar 10-12 cm


4. Pemberian Pakan

Pakan alami belut adalah berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air, seperti serangga, siput, cacing, kecebong dan anak ikan. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu hewan pemakan binatang lain.

Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti protozoa (hewan bersel satu ), mikrokrusasea (udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik (hewan-hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil). Belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.

Bisa juga ditambahkan dengan pakan buatan yang berupa pelet. Pakan buatan bisa diberikan sekali sehari setiap pagi hari atau sore hari.  Untuk meningkatkan efektivitas pakan dalam budidaya belut, tambahkan Viterna, POC Nasa, Hormonik  ke dalam pakan buatan.







Pakan alami belut adalah berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air, seperti serangga, siput, cacing, kecebong dan anak ikan. Jadi belut termasuk golongan karnivora yaitu hewan pemakan binatang lain.

Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti protozoa (hewan bersel satu ), mikrokrusasea (udang-udangan renik), invertebrate mikroskopik (hewan-hewan tak bertulang belakang yang kecil-kecil). Belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing siput, berudu kodok, dan benih-benih ikan yang masih lemah.

Bisa juga ditambahkan dengan pakan buatan yang berupa pelet. Pakan buatan bisa diberikan sekali sehari setiap pagi hari atau sore hari.  Untuk meningkatkan efektivitas pakan dalam budidaya belut, tambahkan Viterna, POC Nasa, Hormoni
  5.  Hama, Penyakit dan Cara Menanggulanginya

Umumnya belut terserang penyakit yang disebabkan oleh organisme seperti virus, bakteri, protozoa, jamur. Bakteri yang sering menyerang belut adalah Aeromonas dan Pseudomonas.

Belut yang terserang bakteri tersebut gejalanya adalah pendarahan hebat di bagian bawah kulit, insang dan rongga mulut dan akan menjalar ke seluruh bagian tubuh.

Cara pengendaliannya yaitu dengan gedebog pisang yang telah busuk dimasukkan ke dalam tempat ternak belut. Gedebog pisang berfungsi sebagai antiseptic alami yang dapat meredam pertumbuhan kedua bakteri penyebab penyakit pada belut. Selain itu, gedebog pisang yang telah busuk juga dapat menimbulkan cacing-cacing kecil yang akan menjadi pakan alami belut ke dalam pakan buatan. 


   6. Panen Belut

Untuk satu drum, idealnya bibit belut yang dapat masuk sebanyak 2 kg dengan ukuran bibit 11-13 cm. Waktu panen belut dilaksanakan setelah 3-4 bulan. Harga bibit belut dengan panjang 7-12 cm sekitar 55.000/kg dengan isi sekitar 76-111 ekor. Sedangkan jika membeli belut konsumsi kisaran harga 32.000/kg dengan isi 4-6 ekor.

 
7 . Pemasaran Belut

 Belut menjadi salah satu makanan konsumsi yang banyak disukai masyarakat, baik diolah menjadi makanan ringan atau langsung dimasak. Permintaan pasar yang besar membuat penyedia belut sering kekurangan stok. Padahal di Indonesia banyak tempat-tempat untuk pembudidayaan belut.

Belut dipasarkan dengan cara dijual langsung ke tengkulak dalam jumlah besar atau dengan cara mencari pelanggan-pelanggan kecil di pasar 



 8.
    Kandungan Gizi Belut

Daging belut mengandung protein yang tinggi sehingga baik untuk masa pertumbuhan anak. Lebih dari itu, belut juga mengandung vitamin, mineral, kalsium, karbohidrat, fosfor dan lemak sama halnya seperti ikan.
Kandungan gizi belut dari direktorat gizi (Departemen Kesehatan) :

Zat Gizi
    Belutl

Kalori
    303 cal
Lemak    

27 gram

Protein
    14 gram

Fosfor
    200 mg
Karbohidrat    

0
Zat besi    

20 mg

Kalsium
    20 mg

Vitamin A
   

1.600 SI
Vitamin B    

0,1 mg
Vitamin C    

2 mg
Air    

58 gram

Di Indonesia, perkembangan budidaya belut belum banyak dilakukan meskipun permintaan ekspor dan domestik semakin besar.hal tersebut dikarenakan sulitnya mendapatkan benih yang berkualitas. Ditambah dengan teknik budidaya yang belum dikuasai yang menyebabkan hasil panen masih belum memuaskan.

Berbeda dengan Cina, dalam hitungan satu tahun Cina telah berhasil memproduksi belut sebanyak 137.486 ton per tahun. Indonesia masih mengandalkan hasil tangkapan alam yang jumlahnya belum stabil.

Bagikan informasi tentang Budidaya Belut Teknologi NASA kepada teman atau kerabat Anda.
 

Sabtu, 21 Oktober 2017

 cara mengatasi hama pada tanaman cabe

Salah satu penyebab tidak maksimalnya budidaya cabe adala terjadinya daun keriting pada tanaman.Tentu ini akan menurunkan tingkat produktifitas tanaman tersebut untuk berbunga Dan berbuah. Untuk dapat mengatasinya kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja faktor yang menyebabkan daun menjadi keriting.Beberapa faktor tersebut antara lain adalah :

A.Serangan Hama Trips

















Thrips merupakan hama yang sangat mengganggu terutama pada daun tanaman termasuk cabai.Hama ini bisa menjadi perantara ( vektor)  yang baik berbagai penyakit virus.Hama Thrip merupakan penyebab terbesar terjadinya daun keriting pada daun cabe.Gejala yang Di timbulkan oleh thrips pada daun cabe adalah adanya daun keriting dengan bentukan lekukan menggulung ke atas.Biasanya serangan thrips Di ikuti dengan gejala robtoknya bunga cabe.Pada permukaan daun bagian atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap seperti perak.Hama tanaman ini sangat mudah Di lihat kasat mata pada bunga-bunga tanaman cabe Dan Di dalam gulungan daun cabe,berbentuk kecil memanjang seperti semut hitam dengan warna ada yang hitam atau hijau.


B.Serangan Oleh Tunga







Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang,bersama-sama dengan caplak,menjadi anggota superordo acarina.Jenis hama ini menyerang dengan gejala yang khas,yaitu daun yang terserang akan melengkung ke bawah dengan rapi.Serangan Tungau biasanya terjadi pada daun yang ketiga sampai ke bawah.Jika daun yang menggulung Di buka Dan Di perhatikan secara teliti maka permukaan daun bagian bawah akan terdapat binatang yang sangat lembut sekali yang bergerak secara perlahan-lahan. Biasanya Tungau yang berada pada permukaan daun tersebut berwarna hijau.

C.Di sebabkan Karena Virus

Virus yang juga menyerang pada tanaman cabe adalah disebarkan oleh hama vektor myzus Dan bermisia ( kutu kebul). Kutu Daun ( Myzus persicae)  tergolong dalam family Aphididae,hama ini merupakan serangga super kecil ( ukurannya 1/32 sampai 1/8 inci). Walaupun kecil, tapi masih bisa dilihat dengan mata telanjang.Kutu daun ini berwarna hijau tuasampai hitam atau kuning kecoklatan.Hama ini termasuk polifag.Kutu daun betina mampu menghasilkan keturunan tanpa kehadiran pejantan. Jika virus menyerang pada tanaman cabe akan memberikan gejala yang bermacam-macam sesuai dengan jenia virusnya.Salah satu gejala yang diakibatkan oleh virus tanaman cabe adalah adanya daun tanamn cabe yang menggulung atau keriting.Keriting daun yang Di sebabkan oleh virus dapat dibedakan dengan penyebab lain Karena virus ini akan menyebabkan sebagian besar daun cabe menggulung.Hal ini berbeda dengan gejala yang diakibatkan oleh Thrip atau Tungau yang akan menggulung tanaman cabe hanya daun bagian ujung saja.Gejala keriting daun oleh virus kadang-kadang juga diikuti oleh kerdilnya tanaman serta berubahnya warna daun.

Ada point yang penting dengan terserangnya hama tersebut, daun keriting menyebabkan berkurangnya cairan pada tanaman,hal ini terjadi Karena isapan hama Thrip Dan Tungau.Untuk mengatasi beberapa serangan Dan gejala yang Di timbulkan oleh hama tersebut diatas yang menyebabkan daun pada tanaman keriting,maka perlu Di lakukan beberapa tindakan untuk mengendalikannya,antara lain :

    Melakukan sanitasi lingkungan dengan Cara membersihkan gulma Di lahan Dan lingkungan sekitarnya.
    Menggunakan mulsa plastik berwarna hitam perak.
    Menghindari jarak tanam yang terlalu dekat.
    Mengendalikan vektor sebagai tindakan pencegahan terhadap virus.
    Menggunakan produk NASA yaitu PENTANA sebagai penanggulangan terhadap hama Thrip Dan Tungau.Natural PENTANA adalah pengendali hama organik pelindung tanaman alami merupakan Salah satu alternatif pengendali hama khususnya thrips sp,Aphis sp,kutu-kutuan ( kutu kebul,kutu putih, Dan lain-lain) yang efektif,efisien dan ramah lingkungan.Dibuat dari saripati beberapa tumbuhan khusus dengan proses alami.
    Menambahkan pupuk GREENSTAR pada saat aplikasi pestisida,hal ini Di tujukan untuk mempercepat pemulihan.GREENSTAR merupakan pupuk.organik yang murni Di buat dari bahan-bahan organik dengan fungsi multiguna.Kandungan unsur hara yang terkandung didalambya baik unsur macro maupun micro sangat berperan dalam perkembangan tanaman.
    Kriting cabe bisa juga Karena cuaca rkstrim Dan juga Karena kutu-kutuan yang menghisap cairan daun-daun pada pucuk ( yang berpotensi membawa virus).














Sabtu, 14 Oktober 2017

Paket Pupuk Budidaya Padi Organik Nasa LENGKAP

BERAT 2.600 gram
ISI PAKET
1 botol POC NASA 500 cc ( untuk perendaman benih dan pupuk daun/batang)
1 botol POC HORMONIK 100 cc ( hormon organik pengatur tumbuh )
1 botol POWER NUTRITION 250 gram ( pupuk untuk mempercepat pembungaan/pembuahan)
1 botol SUPERNASA 250 gram ( untuk kesuburan tanah )
1 botol GLIO 100 gram (pengendali hama organik/biologis)
1 botol BVR 100 gram ( pengendali hama organik/biologis)
1 botol PESTONA 500 cc ( pestisida organik/biologis)

teknis aplikasi penggunaan pupuk organik teknologi NASA
=persiapan benih=
-kebutuhan benih 20-40kg/ha
-benih padi direndam dengan air selama 6-12 jam dengan larutan POC NASA 2-5 cc/liter
-tiriskan dan peram selama 1-2 malam sampai benih berkecambah

=pembibitan dan olah lahan=
-siapkan lahan persemaian seluas 20-40m2 untuk setiap 1 kg benih, persemaian diairi secara berangsur sampai 3-5 cm
-semprot persemaian dengan aplikasi berikut
umur 2 minggu semprot dengan campuran POC NASA: HORMONIK dengan perbandingan 4:1 tutup/ tanki
dan juga semprot dengan natural BVR 1 sendok makan / tangki
umur 3 minggu semprot dengan pestona dengan perbandingan 7 tutup/tanki
-Olah lahan sebelum tanam
taburkan dolomit/kapur pertanian 100-300kg/hektar dan pupuk TSP 100-200 kg/hektar 2 minggu sebelum tanam
kemudian taburkan SUPERNASA 3kg/hektar dan urea 50-100kg menjelang tanam/ saat tanam

=Pindah tanam=
-lakukan pindah tanam saat bibit usia 18-25 hari setelah semai atau ketika bibit memiliki 5-7 daun atau 3-5 anakan

=pemeliharaan tanaman=
-saat usia 15-20 hari setelah tanam pupuk dengan urea 100kg+NPK 100Kg+POWER NUTRITIONS 3 Kg untuk 1 hektar
-saat usia 40-45 hari setelah tanam pupuk dengan urea 50kg + NPK 200 kg tiap 1 hektar
-saat usia 15, 30, 45 hari setelah tanam selalu semprot dengan campuran POC NASA 5 tutup/tanki + hormonik 2 tutup/tanki
saat penyemprotan dapat ditambah PESTONA dan BVR

=kontrol air=
-jaga ketinggian air sampai setinggi kurang lebuh 3cm selama 3-5 hari untuk mempercepat pertumbuhan bibit dan menghambat gulma
-tambah penggenangan air setinggi 5 cm selama masa pembungaan dan pengisian bulir .jika jumlah air terbatas lakukan penggenangan dan pengeringan secara rutin bergantian
-secara bertahap kurangi penggenangan secara bertahap 2 minggu sebelum panen, sehingga lahan benar-benar kering saat panen

TEKNIS BUDIDAYA LELE DENGAN MENGGUNAKAN PRODUK NASA

keuntungan/Kelebihan Budidaya ikan Lele di Kolam Terpal :
Tidak membutuhkan lahan besar dan dapat disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki, sehingga di perkarangan rumah pun kita dapat membudidayakannya.
Biaya yang dikeluarkan relatif lebih kecil.
Tidak terpengaruh oleh kondisi tanah, beberapa daerah mungkin mengandung tanah yang sudah terkontaminasi dengan zat kimia dan tidak steril dari hama.
Mudah dalam pengeringan dan mengganti air agar tetap bersih.
Lebih fleksibel dan dapat dipindahkan jika diperlukan
Mudah dalam mendeteksi hama penyakit.
Mudah dalam mengamati pertumbuhan dan perkembangan lele
Pada saat panen akan lebih mudah dan sangat praktis


Cara Teknis Budidaya Ikan Lele
Cara budidaya ikan lele di kolam terpal harus disesuaikan dengan jumlah bibit lele yang akan dikembangbiakkan. Usahakan kolam terpal nantinya masih menyisakan ruang yang cukup untuk pergerakan dan perkembangan lele.
             
Bahan yang perlu disiapkan :
Siapkan terpal sesuai ukuran yang diinginkan nantinya.
Kayu, batu bata, papan, atau kerangka besi lainnya.
Tali, paku dan kawat atau alat penunjang untuk membuat kerangka. Jika kerangka kayu tentu harus membutuhkan palu dan mungkin gergaji.
Alat lainnya seperti lem atau ember.


                                 
Jenis Budidaya Lele
Jika anda telah melakukan pembuatan kolam dan kerangka maka tahap selanjutnya adalah menentukan jenis budidaya dan ternak lele yang diinginkan. Secara garis besar ada 2 jenis ternak lele yang dilakukan oleh petani lele.
Ternak lele untuk pembibitan. Tujuan ternak ini adalah membudidayakan lele untuk dijual lagi ke peternak lainnya dalam bentuk bibit lele. Untuk budidaya bibit lele memang cukup menguntungkan, karena waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Ukuran lele 2-3 cm dapat diperoleh dalam waktu 1 bulan, dan ukuran sedang 5-7 cm dapat diperoleh dalam waktu kurang lebih 2 bulan.
Ternak Lele untuk konsumsi. Lele yang dibudidaya untuk tujuan di konsumsi, artinya budidaya dilakukan sampai lele berukuran besar atau proporsional untuk ukuran konsumsi. Jika Anda ingin berternak lele untuk tujuan konsumsi, ada baiknya memilih jenis lele yang ukurannya sudah cukup sedang 6 – 7 cm agar mudah dan cepat dikembangbiakkan. Biasanya lele ukuran ini dapat dikembangbiakkan dan siap konsumsi pada usia 3 – 4 bulan.

Budidaya ikan lele memang cukup menjanjikan namun budidaya lele yang baik harus memperhatikan berbagai faktor. Pengetahuan akan tempat serta air dan pakan ikan lele akan sangat membantu kesuksesan ternak lele. Lele termasuk ikan air tawar yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat sehingga tingkat keberhasilannya lebih baik dibandingkan budidaya jenis ikan lainnya.

Tahapan Cara Budidaya Lele
Jika kolam terpal telah disiapkan, maka tahapan budidaya lele selanjutnya adalah proses memberikan air di kolam tersebut. Selain itu juga ada beberapa tahap untuk memilih bibit lele yang baik.

Penyebab Kegagalan Budidaya Lele
Cara budidaya lele mungkin telah diikuti dengan benar dan teliti, namun faktor kegagalan tidak dapat dihindari di segala macam bisnis, termasuk dalam ternak lele. Ada beberapa faktor yang dapat memungkinkan terjadinya kegagalan dalam beternak lele.
Hama yang ada dikolam. Hama ini dapat berupa bakteri yang mengganggu bagi kesehatan dan pertumbuhan ikan lele. Selain itu, hama ini dapat berupa kucing atau binatang lain yang dibiarkan berada di sekitar kolam.
Terburu buru adalah salah satu faktor kegagalan budidaya ikan lele. Ingin mendapatkan hasil yang cepat dengan memberi makan sebanyak-banyaknya justru berbahaya bagi lele.
Tidak memisahkan ukuran lele yang besar dan kecil.
Air tidak pernah di tambahkan atau diganti jika telah kering.

Cara budidaya ikan lele memang menjadi tantangan, kesabaran dalam memulai bisnis ini dibutuhkan agar sukses. Apapun itu, pengalaman ternak lele merupakan guru terbaik untuk anda. Jika anda telah mencoba tentu akan menjadi mahir dalam berternak lele yang baik.




Kunci Keberhasilan Budidaya Lele di Kolam Terpal
Untuk mendukung keberhasilan budidaya ikan lele dalam kolam terpal, ada beberapa tips dan kunci yang bisa digunakan, yaitu dengan penambahan TON sebagai formula untuk terapi air. TON (Tambak Organik Nusantara) adalah pupuk khusus perikanan yang digunakan sebagai pupuk kolam ikan. Produk TON bisa digunakan untuk semua jenis media kolam, seperti kolam ikan media semen permanen, kolam ikan media terpal, kolam ikan media tanah, kolam ikan model bak dengan media tong atau drum dan lain sebagainya.

Pemberian pupuk khusus perikanan TON pada budidaya perikanan jenis apapun akan membantu menciptakan ekosistem kolam yang kondusif bagi pertumbuhan ikan. Di samping itu juga membantu mempercepat pertumbuhan plankton sebagai pakan alami ikan. Membantu mengurai senyawa beracun yang bisa membunuh ikan. Membantu mempercepat pertumbuhan ikan sehingga panen bisa menjadi lebih cepat tetapi tetap dengan bobot sebagaimana yang ditargetkan. Serta membantu menyediakan suplai oksigen terlarut dalam air sehingga ekosistem kolam manjadi sehat.

Cara praktis aplikasi TON pada budidaya perikanan adalah : Campurkan air 10 liter + 2 sendok makan TON. Selanjutnya siram-siramkan atau percik-percikkan larutan TON tersebut ke sekitar permukaan kolam ikan secara merata. Aplikasi ini dilakukan idealnya setiap 1 munggu sekali. Aplikasi bisa ditingkatkan intensitasnya apabila tiba musim hujan. Setiap kali turun hujan tebarkan larutan TON untuk menetralkan asam yang terkandung pada air hujan yang masuk ke kolam ikan. Aplikasi larutan TON juga perlu dilakukan pada saat air kolam berbau menyengat.

Kunci berikutnya adalah memberikan tambahan nutrisi dan vitamin bagi ternak ikan lele melalui pakan pelet. Nutrisi dan vitamin yang diberikan adalah VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK.

Pemberian TON, VITERNA Plus, POC NASA dan HORMONIK sangat membantu untuk meningkatkan nafsu makan ikan sehingga pertumbuhan ikan bisa dipercepat. Manfaat lain adalah membantu menurunkan angka kematian ikan, mengatasi stress pada ikan, serta memberikan peningkatan kualitas pada daging ikan yang dihasilkan serta rendah kolesterol. Dengan pemberian ketiga vitamin tersebut akan menjaga pertumbuhan ikan lebih seragam serta membantu mempercepat masa panen ikan, karena pertumbuhan ikan lele berlangsung lebih cepat.
http://www.organiknusantara.com/2014/02/budidaya-lele-dengan-kolam-terpal.html

Cara pakai:
TON (Pupuk Tambak Organik Nusantara)  digunakan sebagai pupuk kolam / tambak. Campurkan 2 sendok makan TON (Pupuk Tambak Organik )  dengan 20liter air kemudian siram-siramkan di air kolam untuk ukuran kolam 100m2
VITERNA + hormonik+ POC NASA digunakan sebagai suplemen campuran pakan ikan. Campur jadi satu wadah, 1 botol VITERNA 500 cc + 1 botol  HORMONIK 100 cc + poc NASA 500cc. Kemudian ambil 1 tutup (10 cc)tambahkan air secukupnya kemudian campurkan dengan 2,5 Kg pakan apa saja.angin-anginkan dulu biar meresap baru di berikan ke ikan.
Manfaat VITERNA ,POC NASA, HORMONIK
VITERNA Plus menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh ikan, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ikan.
POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ikan, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan bobot harian ikan, meningkatkan ketahanan tubuh ikan, mengurangi kadar kolesterol daging. Sedangkan
HORMONIK lebih berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi ikan. Di mana formula ini akan sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan secara keseluruhan.



Senin, 02 Oktober 2017

Viterna Plus Vitamin Khusus Ternak

 Manfaat VITERNA PLUS untuk pembesaran ayam broiler :
Meningkatkan nafsu makan.
Mempercepat waktu panen, rata-rata pada umur 34-35 hari sudah mencapai 1,9 - 2 kg Per ekor (ADG = Pertambahan Berat Badan Perhari Meningkat).
Menurunkan FCR (Perbandingan antara pakan dengan bobot hidup ternak) rata-rata 1,5 - 1,6 (Lebih-hemat-pakan).
Menurunkan angka kematian (Mortalitas) 3 - 5 %
Mengurangi kestressan pada ayam, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah ayam divaksinasi atau saat ayam dalam proses pengobatan.
Mengurangi bau kotoran.
Meningkatkan kesehatan ayam.
VITERNA Plus berasal dari bahan alami / organik, bukan dari bahan-bahan kimia / sintetik.
Mampu menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia / sintetik.
Akan lebih baik jika menggunakan produk :
VITERNA PLUS
POC NASA
HORMONIK
Cara pakai :
3 Produk Nasa tersebut dicampur menjadi 1 larutan terlebih dahulu.
Ambil 1 tutup dari larutan 3 Produk Nasa tersebut lalu campurkan dengan 10 liter air minum.
Waktu pemberian pagi atau sore hari.
 VITERNA PLUS SOLUSI PETERNAKAN PERIKANAN
Potensi pengembangan bidang peternakan dan perikanan di indonesia masih sangat terbuka lebar...
Selama dua dasawarsa terakhir, Permintaan produk peternakan di indonesia terus mengalami peningkatan rata-rata 2% pertahun. Hal itu disebabkan oleh pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan yang berhubungan dengan kesadaran pentingnya makanan bergizi tinggi, perubahan gaya hidup, harga-harga produk yang semakin terjangkau serta dorongan arus globalisasi informasi, transportasi dan perdagangan.

Dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa indonesia merupakan pangsa pasar yang potensial bagi peternakan yang didukung dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Sebagai contoh saja: Untuk daging sapi hingga saat ini yang baru dipenuhi sebesar 350 ribu ton/tahun, Sementara kebutuhan nasional mencapai 400 ribu ton/tahun. Dalam hubunganya dengan norma gizi masyarakat konsumsi protein hewani asal ternak juga masih dibawah standart sehingga juga merupakan peluang bagi pengembangan peternakan di indonesia.
Dengan potensi pasar yang besar didukung dengan iklim usaha yang kondusif sudah seharusnya para pelaku usaha di bidang peternakan berusaha meningkatkan produktifitasnya. Peningkatan produktifitas tersebut berupa peningkatan populasi ternak, peningkatan produk hasil ternak yang diikuti peningkatan kualitasnya. Tetapi dalam prakteknya usaha tersebut mengalami berbagai kendala yang menghadang, dimana kendala tersebut merupakan masalah dunia peternakan di indonesia.

Beberapa kendala yang dihadapi bidang peternakan di indonesia adalah :
Pada skala industri dihadapkan oleh hambatan berupa tingginya harga pakan
Pada skala tradisional selain oleh masalah pakan juga ditambah dengan banyaknya keterbatasan yang dimiliki oleh para petani peternak.
Kebutuhan pakan ternak ayam hingga tahun 2004 diperkirakan mencapai 6 juta ton / tahun. kebutuhan bahan bakunya dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan diperoleh dengan cara impor, dengan proporsi impor lebih besar. Bahan baku pakan yang masih di impor dalam jumlah besar adalah jagung, bungkil kedelai dan tepung ikan. Impor tertinggi pada bahan baku jagung karena jagung adalah 50% bahan paku jadi atau pakan konsentrat. Hal itu menyebabkan harga pakan menjadi tinggi karena biaya produksi pakan juga tinggi. Dengan tingginya harga pakan tersebut maka secara otomatis mempertinggi biaya produksi budidaya peternakan, perikanan. Karena biaya pakan merupakan 70-80 % dari total berbudidaya. Sedangkan pada peternakan sapi, walaupun komponen impor lebih kecil daripada bahan baku lokal, tetapi biaya pakan dengan pola intensif juga masih tinggi.

Saat ini mayoritas usaha peternakan di indonesia masih bersifat tradisional. Dengan pola seperti itu, peningkatan usaha dan produksi peternakan dihadapkan dengan berbagi kendala diantaranya :
Produktifitas ternak amat sangat rendah, karena tidak mendapatkan pakan yang bermutu tinggi atau yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi.
Pada budidaya penggemukan sapi, kambing, dan Domba Para peternak hanya memberi pakan dengan rumput-rumputan liar, jerami padi, jerami jagung, daun-daunan tanaman keras dll..
Pada ternak unggas dengan pola pemeliharaan tradisional pakan yang digunakan  hanya berupa Dedak Padi dan Limbah Dapur.
Dengan pemberian pakan seperti itu, Sangat sulit untuk mendapatkan produktifitas yang tinggi, karena ternak tidak mendapatkan nutrisi yang berkualitas dalam jumlah yang cukup berupa zat protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Seperti diketahui bahwa untuk menghasilkan Produksi yang Optimal maka ternak membutuhkan standar nutrisi tertentu terutama pada kadar protein-nya, padahal dengan pemeliharaan yang baik Ayam Buras juga mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memproduksi telur dan daging.

Untuk mendapatkan produktifitas harus dimulai dengan peningkatan pola usaha dari tradisional ke pola intensif. Tapi usaha tersebut oleh sebagian besar peternak di indonesia sulit dilakukan karena keterbatasan modal dan tingkat pendidikan pada mayoritas masyarakat indonesia. Sehingga menjadi kendala masuknya teknologi tinggi dengan biaya dan tingkat pemahaman serta aplikasi yang agak sulit.

Berdasarkan kenyataan itu, Maka Perlu Adanya Penggunaan Teknologi di Bidang Nutrisi atau Pakan yang bersifat mudah diterima dan diaplikasikan oleh semua pelaku budidaya peternakan serta dapat meningkatkan produktifitas secara nyata tanpa menambah biaya produksi yang terlalu tinggi. Sehingga terjadi peningkatan efisiensi budidaya serta dilakukan pemantauan dan pendampingan teknis, akar produk atau  bahan yang digunakan benar-benar mencapai sasaran.

Pakan merupakan faktor terpenting diantara beberapa faktor budidaya lain. Hal itu disebabkan karena pakan merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan selain merupakan komponen biaya terbesar yang bisa mencapai 70-80 persen dari total biaya budidaya. Selain itu, Pakan juga merupakan faktor yang menentukan hasil produksi budidaya sehingga akhirnya akan menentukan untung atau ruginya budidaya yang dilakukan. Dengan demikian mutlak diperlukan penggunaan bahan-bahan untuk menambah nutrisi yang dapat meningkatkan produktifitas secara nyata, tanpa meningkatkan biaya produksi terlalu tinggi untuk mencapai efisiensi budidaya.

Dengan adanya permasalahan-permasalahan diatas maka diperlukan tindakan nyata untuk memecahkanya.
Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA memberikan alternatif solusi dengan Teknologi dibidang Nutrisi Ternak yaitu dengan menghadirkan Produk bernama :

VITERNA PLUS diformulasikan dengan tujuan agar usaha peternakan lebih Efektif, yang Mampu Menaikkan Produksi secara Kuantitas dan Kuantitas, Lebih Efisien yaitu Mampu Memberikan Kenaikan Keuntungan Ekonomi dan dengan Teknologi yang Aplikatif yaitu Mudah Diterapkan atau Digunakan dan Dimengerti oleh Semua Peternak.

VITERNA PLUS diformulasikan dengan basis Teknologi Asam Amino yang berfungsi Menambah dan Melengkapi Nutrisi Ternak karena VITERNA merupakan Suplemen atau Penambah Nutrisi Murni yang Siap Dicerna serta Mampu Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Pencernaan Ternak. Selain itu dengan basis Teknologi Asam Amino tersebut VITERNA Mampu Memacu Sintensis atau Pembentukan Protein Tubuh yaitu Daging selain itu VITERNA juga sangat Mudah Diaplikasikan melalui air minum atau campuran pakan dengan air yang biasa disebut dengan Komboran.

Kandungan Nutrisi yang terdapat didalam Viterna Plus berupa Mineral-mineral Essensial Lengkap yang digunakan sebagai bahan baku pembentukan tulang dan gigi dan sebagai pemelihara proses metabolisme tubuh. Selain itu VITERNA juga mengandung Karbohidrat dalam bentuk Vollatil Vatti Accid atau Asam Lemak Terbang yaitu : Asam Asetat, Probenat dan Butirat yang digunakan oleh hewan ruminansia sebagai sumber energi untuk melakukan aktifitas fisik dan proses metabolisme dalam tubuh. Jika tubuh kekurangan Karbohidrat maka akan menjadi Lemah dan Daya Tahan Menurun. Selain itu, VITERNA juga mengandung Asam Amino Lengkap sebagai Zat penyusun Protein yang diperlukan sebagai pembentukan sel-sel baru, Perbaikan sel-sel yang rusak sebagai Enzim dan beberapa Hormon. Jika kekurangan Protein maka tubuh akan menjadi kurus, kerusakan beberapa fungsi organ dll.. Oleh karena itu, Kadar Protein Pakan Harus Mencukupi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kandungan lain yang terdapat dalam VITERNA adalah Vitamin yang berfungsi untuk memelihara fungsi berbagai fungsi organ dan jaringan tubuh agar selalu bekerja secara normal. Kekurangan salah satu atau beberapa vitamin mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi organ tubuh sehingga dapat menggangu proses produksi yang seharusnya.

Cara Aplikasi atau penggunaan VITERNA PLUS Sangat Mudah dengan tujuan agar dapat digunakan oleh seluruh pelaku budidaya, baik dalam skala industri maupun skala peternakan rakyat atau tradisional.
Untuk Ternak Besar : Sapi, Kerbau, dan Kuda Viterna diberikan melalui campuran pakan dengan air atau komboran. Atau jika memakai pakan kering viterna digunakan melalui air minum dengan dosis 10 cc atau 1 tutup botol / hari / ekor.
Pada Ternak Sedang : Kambing, Domba dosisnya adalah 7,5 cc atau 3/4 / hari / ekor melalui air minum atau komboran pakan.
Ternak Kecil : Unggas Pedaging, Ayam Pedaging (Broiler) Bebek Pedaging dll.. dosisnya adalah 1 cc / liter air minum.
Sebagaimana produk PT. NATURAL NUSANTARA yang lain, VITERNAPLUS juga mempunyai filosofi K-3 yaitu :
Kuantitas
Kualitas
Kesehatan
KUANTITAS artinya Produktifitas Ternak Diukur dengan Pertumbuhan, Banyak sedikitnya hasil produksi dan jumlah keturunanya. Produktifitas ternak tinggi artinya ternak cepat tumbuh, cepat berproduksi dalam jumlah banyak dan secara rutin melakukan reproduksi. Untuk ternak penggemukan yaitu sapi, kambing, domba dan ayam potong yang diambil dagingnya, Penguunaan Viterna Plus dalam Ransum sangat dianjurkan karena dapat memacu pembentukan daging atau protein tubuh lebih cepat serta mengurangi pembentukan lemak. Pada sapi penggemukan akan mempunyai pertambahan berat badan perhari (ADG) yang lebih tinggi. Pada ayam pedaging akan mencapai bobot panen yang normal lebih cepat atau bobot panen lebih tinggi dengan umur yang sama dengan sebelum menggunakan Viterna. Sehingga dalam perhitunganya Viterna dapat meningkatkan efisiensi berbudidaya karena perbandingan antara pakan dengan bobot hidup ternak menjadi lebih kecil. Atau biasa disebut nilai FCR-nya menurun.

KUALITAS artinya Kualitas produksifitas ternak dinilai dengan mutu produk yang dihasilkan.  Pada produk daging, Kualitas diukur dari komposisi kandungan gizinya. Daging ternak yang menggunakan viterna mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dan kadar lemaknya akan menunjukkan  kadar yang lebih rendah. karena viterna diformulasikan dengan basis Tehnologi Asam amino sehingga selain pembentukan daging yang lebih cepat juga dapat meningkatkan kadar protein daging. Hasil Uji Analisa laboratorium menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar protein daging antara ayam pedaging yang menggunakan viterna dengan ayam daging yang tidak menggunakan viterna. Selain itu, Kandungan kolesterol pada daging ayam yang menggunakan viterna juga menunjukkan penurunan. karena pembentukan lemak daging yang sedikit dimana kolesterol  merupakan salah satu komponen dari lemak daging.

KESEHATAN artinya kesehatan bagi ternak sangat penting karena syarat mutlak untuk menghasilkan produksi yang optimal adalah ternak dalam keadaan yang sehat.

Banyak hal yang dapat menimbulkan penyakit pada ternak diantaranya virus, bakteri, jamur, kekurangan zat-zat nutrisi, faktor fisik misalnya kecelakaan, faktor cuaca dll.. Faktor-faktor itu dapat menggangu atau bahkan merusak salah satu atau beberapa fungsi organ tubuh ternak, sehingga asupan nutrisi pakan banyak digunakan untuk merehabilitasi atau mengatasi gangguan tersebut, Bukan digunakan untuk menghasilkan Produksi. Sebagai akibatnya produksi akan turun atau bahkan berhenti. Di lain hal ternak juga mempunyai faktor pertahanan tubuh yang mensyaratkan adanya kondisi tubuh yang normal dan kecukupan nutrisi yang tinggi.

Dengan demikian VITERNA sangat berperan bagi kesehatan ternak, Karena kandungan nutrisi serta vitamin lengkapnya mampu meningkatkan daya tahan tubuh ternak dan memelihara fungsi organ-organ tubuh secara normal.

Sebagaimana makluk hidup yang lain, ternak juga memerlukan berbagai zat nutrisi berupa mineral, protein, vitamin, karbohidrat, lemak, serta air agar dapat berproduksi secara maksimal. Zat-zat nutrisi tersebut diperoleh dari pakan dan air minum yang diberikan, tetapi seringkali jumlah dan kualitas pakan yang diberikan  tidak sesuai dengan yang dibutuhkan ternak, sehingga tidak dapat berproduksi secara maksimal. Kondisi lain yang dijumpai adalah secara kuantitas dan kualitas nutrisi pakanya telah tercukupi, tetapi tidak ekonomis karena harganya sangat mahal hingga keuntungan sebagai target budidaya tidak diperoleh.

Oleh karena itu penambahan VITERNA dalam ransum sangat bermanfaat. Karena dengan penambahan biaya yang tidak terlalu besar akan dicapai kelengkapan nutrisi optimal sehingga ternak dapat berproduksi secara maksimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Pertumbuhan seekor ternak ditentukan oleh jumlah dan kelengkapan nutrisi yang diperoleh dari pakan, Zat nutrisi yang paling berpengaruh pada pertambahan berat badan perhari adalah Protein karena protein merupakan sumber asam amino untuk bahan baku pembentuk sel-sel baru sebagai mekanisme dari penggemukan dan pertumbuhan. Penambahan VITERNA yang berbasis teknologi Asam Amino dengan kandungan Asam Amino yang lengkap dalam Ransum akan melengkapi dan menambah jumlah asam amino yang diperlukan. Sebagai hasilnya adalah ternak akan lebih cepat tumbuh, Pada ternak penggemukan, Ternak akan lebih cepat terisi artinya lebih cepat gemuk.

Pencernaan pakan dalam tubuh ternak dilakukan dengan 2 cara yaitu :
secara mekanis yang dilakukan dengan pengunyahan baik dimulut maupun di lambung terutama pada unggas.
secara enzimatis yaitu dengan bantuan enzim-enzim pencernaan. Pencernaan secara enzimatis terjadi setelah pakan dalam bentuk halus yang hasilnya adalah berbagai zat nutrisi murni yang siap diserap oleh dinding usus halus.
Penambahan VITERNA PLUS dalam Ransum disamping menambah nutrisi juga meningkatkan aktifitas enzim-enzim pencernaan tersebut, Sehingga bahan makanan yang masuk akan dicerna lebih efektif dan merangsang nafsu makan ternak. Dengan pencernaan yang lebih efektif maka zat nutrisi pakan yang dimanfaatkan ternak menjadi lebih banyak dan sisanya dalam kotoran akan berkurang. Hal inilah yang menyebabkan kotoran ternak yang menggunakan VITERNA jadi lebih kering dan berkurang baunya, karena kadar amoniak yang berasal dari sisa unsur N dalam pakan akan berkurang. Hasil analisa Laboratorium menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang nyata pada kadar amoniak kotoran ternak yang menggunakan Viterna.

VITERNA merupakan Suplemen atau penambah Nutrisi Murni yang diciptakan dengan Teknologi Asam Amino, dengan teknologi tersebut Viterna memberikan nutrisi lengkap yang diperlukan untuk berlangsungnya proses fisiologis ternak dan mampu meningkatkan efektifitas pembentukan protein tubuh sehingga peningkatan bobot tubuh ternak merupakan hasil dari peningkatan pembentukan protein tubuh yang berupa otot atau daging bukan merupakan pembentukan lemak tubuh. Dengan teknologi Asam Amino tersebut viterna plus dapat merubah nutrisi untuk pembentukan lemak menjadi protein sehingga masa pembentukan protein menjadi lebih lama dan dalam karkas proporsi lemak menjadi lebih kecil. Dengan semakin kecilnya kandungan lemak karkas otomatis diikuti dengan rendahnya kadar kolesterol daging dan secara fisik daging menjadi lebih padat dan rasanya lebih enak.

Untuk ternak Unggas cara menggunakan VITERNA adalah melalui air minum dengan dosis 1 cc / liter air minum ( 1tutup botol VITERNA dilarutkan 10 liter air minum )

Jenis Peternakan Masyarakat

Kita ketahui bersama bahwa peternakan merupakan salah satu sektor pendapatan sebagian masyarakat indonesia. Dengan beternak, masyarakat terutama petani dapat menghidupi keluarganya. Umumnya petani yang beternak hidup damai di daerah pedesaan.

peternakan

Sektor peternakan juga berperan penting dalam pemasukan modal kas Negara. Sektor agribisnis menempati urutan terbesar ketiga dengan presentase 13,38 persen dan mengalami pertumbuhan 4,18 persen. Penyebab pertumbuhan tersebut di dasari oleh kebutuhan konsumen yang terus meningkat. Selain itu, peternakan dapat berjalan dengan lancar bila di dukung oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu:

Iklimnya cocok untuk persyaratan hidup ternak.
Mempunyai padang rumput yang luas.
Dapat diambil bermacam-macam manfaat, seperti dimanfaatkan tenaganya, daging, kulit, susu, dan kotorannya untuk pupuk lahan pertanian
Memperluas lapangan kerja di bidang peternakan.


Setelah kita memahami faktor faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan dalam dunia peternakan, mari kita membahas tentang jenis jenis peternakan yang ada di Indonesia. Pada dasarnya terdapat 3 jenis peternakan. Dan ketiga jenis peternakan tersebut dapat dibedakan dengan jelas, karena memang bisa terlihat dengan jelas.

Kabar Peternakan

Kondisi peternakan di Indonesia - Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat cocok untuk dijadikan sentra bisnis peternakan. Luas daratan Indonesia yang mencapai jutaan km2 sangat mendukung kegiatan peternakan yang notabene membutuhkan lahan yang luas. Posisi Indonesia yang ada di daerah trofis juga sangat mendukung aktivitas usaha peternakan. Posisi geografis ini memungkinkan wilayah Indonesia untuk disinari matahari dan dijatuhi hujan sepanjang tahun. Hal ini membuat kebutuhan untuk berbagai kegiatan usaha peternakan seperti air dan pakan hijauan bisa didapatkan dengan mudah di Indonesia.

Kondisi alam yang sangat baik ini juga didukung dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar. Hingga tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 230-an juta jiwa. Angka ini tentunya merupakan angka yang cukup besar untuk sebuah negara berkembang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar ini sudah dapat dipastikan akan membutuhkan pangan dari hasil peternakan. Dapat dibayangkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230-an juta jiwa ini, berapa besarkah jumlah pasokan pangan dari hasil peternakan yang harus disediakan.

Hingga tahun 2015, kebutuhan beberapa produk peternakan masih belum dapat dipenuhi dari dalam negeri. Sebagian besar kekurangan produk peternakan ini masih diatasi dengan jalan impor ke beberapa negara tetangga. Beberapa produk peternakan yang hingga saat ini masih dipenuhi dengan cara impor yaitu daging sapi dan susu. Hampir setiap tahun, di beberapa perayaan hari besar seperti lebaran dan tahun baru, kebutuhan akan produk daging sapi meningkat tajam. Peningkatan yang sangat besar ini tidak dapat diimbangi dengan ketersediaan pasokan ternak sapi dari para peternakan yang ada di Indonesia dan pada akhirnya dipenuhi dengan jalan pengimporan daging sapi baik dalam keadaan daging siap konsumsi atau dalam keadaan sapi siap potong. Tidak jauh berbeda dari komoditi sapi, komoditi susu yang merupakan salah satu pemenuh utama kebutuhan protein dan kalsium hewani manusia hingga tahun 2015 belum mampu dipenuhi dari usaha peternakan dalam negeri.

Permasalahan ketidakmampuan usaha peternakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan komoditi peternakan seperti tersebut di atas merupakan permasalahan klasik yang sudah turun temurun dan belum dapat dipecahkan hingga saat ini. Permasalahan ini dapat dikategorikan sebagai permasalahan yang sangat kompleks dan mengakar di berbagai lapisan berbagai pihak yang terkait dengan peternakan. Masalah di bidang peternakan ini terbentang dari mulai masalah pada peternak hingga yang paling parah adalah kebobrokan pemerintah dalam menangani permasalahan ini.

Tidak dapat dipungkiri hingga saat ini, usaha peternakan yang ada di Indonesia masih didominasi oleh peternakan rakyat dengan kapasitas produksi yang masih sangat rendah. Kapasitas produksi yang sangat rendah ini juga diperparah dengan penggunaan metode beternak yang masih sangat tradisional. Kedua hal ini membuat produktivitas usaha menjadi sangat rendah dalam berbagai hal. Salah satu hal yang menggambarkan rendahnya produktivitas peternakan ini adalah produktivitas indukan sapi. Penggunaan indukan sapi yang masih asal disertai dengan metode pemeliharaan yang masih sangat tradisional, membuat indukan hanya mampu melahikan anak sebanyak 1 kali selama 2 tahun. Produktivitas yang rendah ini diperparah lagi oleh rendahnya kualitas pedet yang dilahirkan. Padahal, jika para peternak ini tahu, mau dan mampu menggunakan bibit indukan yang berkulitas, tentu saja permasalahan ini dapat terselesaikan dengan mudah. Sayangnya hingga tahun 2015, para peternak masih belum begitu “teredukasi” sehingga tidak mengenal berbagai macam metode canggih yang telah ditemukan di bidang peternakan.

Kondisi peternakan di Indoensia seperti rendahnya penggunaan teknologi peternakan oleh para peternak juga masih diperparah oleh birokrasi bobrok di pemerintahan. Tingginya ego dan ketidakpedulian beberapa oknum di pemerintahan membuat usaha peternakan di Indonesia seperti berjalan di tempat. Hingga Tahun 2015, dalam mengatasi berbagai permalahan di bidang peternakan, pemerintah seakan hanya memberikan pereda “nyeri” dan bukan mengobati penyakitnya. Hal ini terlihat dari kebijakan pengimporan daging sapi dan produk olahan susu. Kebijakan pengimporan ini memang terbukti dapat mengatasi permasalahan kekurangan pasokan yang terjadi, akan tetapi di sisi lainnya, hal ini membuat Indonesia menjadi ketergantungan dengan impor. Padahal secara logika, dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai jutaan km2, untuk mendapatkan pasokan daging sapi yang besar, Indonesia dapat memproduksinya sendiri dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dan “meng-edukasi” para peternak yang ada di Indonesia. Sayangnya, alih-alih memajukan sektor peternakan di Indonesia, pemerintah seolah-olah tutup mata dan hanya memberikan solusi jangka pendek dengan jalan pengimporan daging sapi.

Kondisi-kondisi tersebut diatas tidak dapat dipungkiri memang terjadi di Indonesia dan dapat dikatakan cukup menyedihkan. Meskipun begitu, jika kita ambil segi positifnya, Kondisi kekurangan pasokan komoditi peternakan seperti yang tersebut di atas menunjukkan jika peluang untuk memasuki usaha di bidang industri peternakan masih terbuka dengan lebar. Dengan tingginya permintaan dan rendahnya pasokan akan komoditi peternakan, para peternak dapat dengan leluasa meningkatkan jumlah produksi komoditi peternakan tanpa harus khawatir memikirkan pasar yang akan dituju untuk menjual komoditi tersebut. Dengan kekurangan ini, diharapkan masyarakat dapat berfikir lebih keras lagi untuk mengatasi permasalahan ini sehingga timbul ide-ide kreatif yang dapat membangun industri di sektor peternakan. Dengan kekurangan ini, diharapkan juga investor-investor mau menanamkan modal di industri peternakan sehingga dapat menyerap pasokan tenaga kerja dari dalam negeri. Dengan kekurangan ini juga diharapkan akan timbul berbagai macam usaha-usaha baru yang bergerak di bidang pendukung usaha peternakan.

Itulah sedikit gambaran mengenai kondisi peternakan di Indonesia. Dengan membaca tulisan ini diharapkan pembaca bisa menemukan inspirasi untuk kemajuan di sektor peternakan Indonesia. Meskipun telihat seperti kekurangan, akan tetapi, mari kita lihat segi positif dari kekurangan ini sehingga dapat melecut kita untuk terus berkontribusi terhadap kemanjuan sektor peternakan di Indonesia.